Hur adalah bentuk dari Haura, maknanya adalah putih cerah, tak
memiliki noda sedikit pun.
Ibnul-Atsir
berkata: “Haura adalah keputihan
warna matanya sangat putih dan kehitaman warna matanya sangat hitam. Haura tidak disebut Haura kecuali jika ia putih cerah disertai beningnya warna putih
pada matanya dan hitam legamnya warna hitam pada kehitaman matanya.”3
Warna
putihnya adalah kekuning-kuningan sehingga tidak seperti belang. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
“Seakan-akan mereka adalah
telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik” (ash-shaffat [37]:49)
Juga firman-Nya:
“Dan (di dalam surga) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli” (al-Waqi’ah [56]: 22).
Dikatakan bahwa kehalusan mereka seperti kehalusan kulit tipis (selaput) yang berada di dalam telur yang menempel pada kulitnya.4
Nabi shallalahu’alahi wa sallam juga bersabda:
“seandainya bidadari menampakkan wajahnya, niscaya kecantikannya akan menyinari langit dan bumi.”5
Ibnul-Qayyim rahimahullah bertutur dalam syair Nuniyah-nya:
Bidadari cantik jelita
Sungguh amat sempurna rupa dan
fisiknya
Diantara wanita yang paling
cantik menawan
Dari tutur katanya
Meluncur kelembutan
Wajahnya sungguh bak mentari
yang mengalir padanya
Jadi wajahnya adalah laksana matahari yang menyiratkan cahaya dan keceriaan
_____________________________________________________________________________
3. Lihat Gharibul-Hadits wal-Atsar oleh Ibnul-Atsir.
3. Lihat Gharibul-Hadits wal-Atsar oleh Ibnul-Atsir.
4.
Penulis tidak menemukan riwayat ini
5.
Di-takhrij oleh Ibnu Abi Dunia dan al-Bazzar dalam
Musnadnya. Lihat Dha’ifut-Targhib
nomor 2225.
Sumber :
Buku Indahnya bidadari surge hal 8-10 oleh Jamal Abdurrahman terbitan Robbani
Press

Tidak ada komentar:
Posting Komentar