Sabtu, 06 Juni 2015

Siapakah bidadari itu?



Bidadari adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Dengan cirinya yang sangat istimewa. Bidadari diciptakan secara khusus sebagai balasan bagi hamba Allah yang memenuhi kriteria kelayakan sebagai penghuni surga. Para penghuni surga inilah yang akan mendapatkan tempat yang nyaman dan indah serta pelayanan yang serba memuaskan, baik untuk kepuasan yang bersifat batiniah dan hakiki. Bidadari diciptakan dengan segala keindahannya untuk memenuhi segala keinginan para penghuni surga.

Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa bidadari diciptakan dari minyak za’faran yang sangat harum semerbak, sebagaimana riwayat dari Anas
Seandainya seorang bidadari meludah di tujuh samudera, niscaya samudera tersebut akan tawar, saking manisnya mulut bidadari, karena bidadari itu terbuat dari minyak za’faran.

Jika manusia yang diciptakan dari tanah saja bisa memiliki tubuh yang sangat indah, paras wajah dan kulit yang mempesona, sehingga manusia tertarik dan tergoda oleh keindahan sesama manusia, terlebih kepada lawan jenisnya, maka bagaimana gerangan sikap manusia terhadap bidadari terbuat dari za’faran?

          Menurut pendapat Syaikh Ahmad Nawawi asy-Syafi’I dalam kitab Nurudholam,  bidadari berasal dari kata hurun yang berarti bidadari. Bidadari merupakan makluk Tuhan yang bukan malaikat dan bukan juga manusia. Demikian juga, bentuknya berbeda-beda. Sebelum kiamat datang, semua bidadari ditempatkan di langit dan kemudian akan dikirim ke surga kelak pada saat yang telah ditentukan. Dalam Kitab Nuruldholam ini dikatakan bahwa bidadari termasuk jenis makluk yang diciptakan dari jenis cahaya (nur) yang sifatnya sangat lembut dan memilik ruh sebagaimana manusia.

Ketika kiamat datang, semua makluk akan mati termasuk keberadaan malaikat malaikat, jin, syaitan, iblis dan manusia dan seluruh makhluk yang ada. Hanya beberapa malaikat penjaga ‘arasy sajalah yang tidak akan mati.

Secara bahasa, bidadari tidak ada dalam kamus bahasa Arab. Akan tetapi menggunakan bahasa lain dari bidadari. Di sisi lain, dalam istilah bahasa Jawa bidadari lazim disebutkan dalam widodari yang disamakan dengan keadaan kaum perempuan. Sementara itu, dalam Al-Qur’an bidadari diterangkan dalam berbagai gaya bahasa yang mengandung perumpamaan-perumpamaan yang indah. Bidadari digambarkan sebagai istri yang selamanya berada dalam keadaan perawan. Selain itu, para bidadari ini juga tidak mengalami haid dan hamil. Diantaranya al-Qur’ran menyebutkan azwaajan muthahharah atau istri-istri yangdisucikan:

Katakanlah, “inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah maha Melihat akan hamba-hamba-Nya (QS. Ali’Imran :15)

Ada beberapa ayat lain dalam Al-Qur’an yang menggambarkan tentang keindahan bidadari.  Dalam bagian ini, penulis mengajak pembaca untuk membahas hal tersebut lebih jauh.

Firman Allah SWT:
Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya. (QS. Ash-Shaaffaat:48)
Dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. (QS. Ath-Thuur:20)
Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya (QS. Shaad: 52)
Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukan pandangannya, tidak pernah sentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (QS. Ar-Rahman: 56)
Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan. (QS. Ar-rahmaan :58)
(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah (QS. Ar-Rahmaan:72)

Berdasarkan pada beberapa ayat al-Qur’an di atas tampaknya penafsiran tentang bidadari, pada akhirnya, disamakan dengan keberadaan perempuan cantik jelita, meskipun secara tekstual beberapa ayat yang menerangkan bidadari tersebut merupakan ayat yang mengandung kerangka normati semata, tapi penafsiran tentang bidadari tersebut seakan-akan telah menyepakatinya sebagai perempuan cantik.
Jika diteliti lebih jauh, makna dari hurun’ain adalah sesuatu yang jika dipandang dapat mendatangkan kesejukan dan kedamaian. Sementara itu, tafsir yang umum dikaitkan  dengan hurun’ain hanya dapat diwakilkan oleh kaum perempuan yang cantik, padahal perempuan yang cantik bukan satu-satunya sarana yang dapat membuat seseorang merasa damai ketika memandangnya.

Kalau kita mau lebih jujur, tidak sedikit manusia yang justru akan tidak tenang dan tidak nyaman hatinya ketika memandang perempuan cantik. Sehingga, menurut penulis, pemaknaan bidadari dalam teks Al-Quran tidak bisa serta-merta dimaknai secara sepihak oleh kaum laki-laki karena penafsiran sedemikian hanya akan mendiskreditkan kaum perempuan.

Allah Swt. Memang telah menciptakan ketertarikan kepada perempuan secara biologis pada diri manusia, akan tetapi tidak berarti hal tersebut dapat dijadikan sebagai pembenaran atas diskriminasi terhadap kaum perempuan, dengan menempatkan mereka sebatas hanya pemuas nafsu belaka. Ada baiknya kita menyimak salah satu ayat Al-Quran yang membenarkan penciptaan kecintaan manusia kepada perempuan.

Firman Allah Swt. :
Dijadikan indah pada (pandangan ) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu :perempuan-perempuaan, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda piliha, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan  hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali “Imran: 14)

Dari ayat di atas dapat kita petik hikmah bahwa manusia mendapatkan ragam karunia untuk dapat menjalani perannya di dunia, yaitu mencari keridhaan Allah Swt. Dengan keridhaan tersebut, akan timbul pula kesadaran pada diri manusia bahwa dunia hanya bersifat sementara dan akhiratlah tempat kembali yang abadi.

Kembali ke makna hurun’ain sebagai sesuatu yang jika di pandang dapat mendatangkan kesejukan dan kedamaian ketika dipandang memang menjadi keinginan dan kerinduan bagi setiap orang, sehingga Nabi Muhammad Saw. Menganjurkan umatnya untuk membaca salah satu doa yang tercantum dalam Al-Qur’an:

Dan orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kami kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqaan:74)

Dalam doa ini ada korelasi penting antara istri-istri yang dimiliki dan keluarga yang menyenangkan dipandang dan mendatangkan kesejukan. Dalam bahasa Arab, makna qurrata a’yun tidak jauh berbeda dengan makna hurun’ain.

Sehingga , menurut hemat penulis, dari doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw. Ini dapat pula dimaknai sebagai kenyataan bahwa kaum perempuan, termasuk istri-istri kita juga, adalah bidadari yang dapat mendatangkan kedamaian, kebahagiaan dan kesenangan jiwa ketika dipandang, sehingga sangat tepat jika perempuan di dunia yang dapat mendatangkan kesejukan dan kedamaian ketika di pandang juga bagian dari bidadari dunia, sebagaiman istri-istri Nabi Muhammad Saw.

Secara konkret mendefinisikan tentang bidadari adalah pekerjaan yang sangat sulit karena bidadari adalah makhluk gaib, akan tetapi, ciri-ciri fisik dan kepribadiannya sangat jelas sebagaimana penjelasan-penjelasan Al-Qur’an . dalam salah satu ayat di atas tadi disebutkan kalimat yaqut dan marjan yang merupakan sejenis permata, permata dengan segala keindahan dan pancaran sinar yang membuat kilau indah dan mempesona seakan sulit kita bayangkan dalam wujudnya yang nyata (sebagaimana yang digambarkan dalam pembahasan dibawah ini mengenai sifat-sifat bidadari yang sensual, romantis dan penuh dengan gambaran yang nuansanya menyentuh persoalan seksualitas dan biologis dan juga kecantikan yang lebih dalam.

Bidadari juga dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist Nabi Saw., antara lain di jelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Shahih Muslim :
Di dalam surga terdapat pasar yang mereka datangi setiap Jumat. Kemudian angin utara berhembus yang menerpa muka dan baju mereka. Maka mereka semakin tampan dan bagus. Kemudian mereka kembali kepada istri mereka sedangkan mereka semakin tampan dan bagus. Maka istri-istri mereka berkata kepada mereka, “Demi Allah, kalian semakin tampan dan bagus.”

Hadist ini menjelaskan keberadaan manusia yang masuk surga, yang akan berubah menjadi semakin tampan wajah dan perangainya. Para penghuni surga akan berubah menjadi semakin tampan dan akan awet muda. Demikian bidadari akan ditunjukkan sebagai makhluk yang sempurna yang tampan dan cantik wajahnya.

Dalam riwayat lain dalam kitab tirmidzi, bersabda Rasulullah Saw.:
Rombongan pertama yang masuk surga pada hari kiamat adalah manusia yang wajah mereka seperti sinar bulan di malam purnama. Rombongan ke dua adalah seperti bintang terelok yang kilauan di langit. Setiap orang dari mereka mempunyai dua orang istri dan setiap istri mempunyai 70 pakaian yang sumsum betisnya terlihat dari belakang.

 Begitulah bidadari digambarkan sangat elok dan indah sebagai balasan dan pelayan bagi manusia yang menaati Allah Swt. Selain itu, para bidadari itu juga sebagai pelayan manusia kelak di surga yang jumlahnya mencapai ribuan pelayan dan puluhan istri yang semuanya di tempatkan dalam sebuah tempat tinggal yang sangat mewan dan nyaman.

Sabda Rasulullah Saw.:
Serendah-rendahnya penghuni surga ialah yang mempunyai 80.000 pelayan dan 72 istri dan dipasang baginya sebuah kubah dari mutiara, zabarjad dan yaqut seperti jarak antara al-Jaabiyah hingga Sana’a

Anda jangan membayangkan berapa banyaknya pelayan. Jumlah di atas merupakan jumlah yang sangat banyak, bagaimana kita mengatur pelayan-pelayan itu agar tidak terjadi tumpang-tindih tugas?
Demikian juga jangan kita bayangkan jumlah istri manusia di surga yang begitu banyak. Bagaimana manusia kelak mengatur pergiliran kegiatan bersama mereka? Apakah tidak akan terjadi kecemburuan pada mereka?
Adapun bidadari yang jumlahnya sebanyak itu diberikan kepada manusia yang menjalankan ibadah dan mendapatkan keberuntungan dari Allah Swt. Bidadari itu mempunyai sifat-sifat yang sangat mengasyikkan dan membuat manusia semakin betah tinggal bersama mereka. 

Sumber : Buku Misteri Bidadari Surga Hal 71-80 Oleh Nurul Mubin Penerbit Diva Press

2 komentar:

  1. Sungguh bahagia org2 yg selamat memasukinya. Mudah2an seluruh saudara2 muslimku laki maupun perempuan, dari zaman nabi Adam alaihissalam sampai hari kiamat, mereka semua yg mewarisinya kelak di akhirat. Menikmati fasilitas2 surga yg kekal abadi. Amin...Amin...Amin.....ya..rabbal alamiin..

    BalasHapus